Serba serbi Minshuku di Jepang #HanimunTiapTahun

#HanimunTiapTahun bersama @agung_erwan & @sapijowo

3 malam dari 7 malam selama di Jepang-6-13 November 2013, kami menginap di Minshuku. Di 3 kota yang berbeda, Nikko, Kawaguchiko dan Uji. Bagi kami ini sungguh pengalaman yang mengesankan. Jauh hari dari Indonesia saya memang sudah cek n ricek jenis penginapan tradisional di jepang. Saya mendapati ada 2 jenis, untuk yang tradisional sekali bisa sewa rumah, atau biasa disebut Machiya (referensi : Kyoto). Secara harga relatif mahal (25,000 JPY/person/night),  sebanding dengan eskotisme dan kelengkapan rumah yang akan ditinggali.  Jenis kedua adalah ryokan, penginapan tradisional Jepang sudah ada sejak jaman Edo  (1603–1868). Harganya antara 15,000 – 25,000 JPY/person/night. Versi murah dari ryokan ini dengan bentuk yang lebih sederhana bernama minshuku.  Rentang harga antara 5000-7500 JPY/person/night.

Kedua jenis penginapan ini menawarkan pengalaman gaya hidup tradisional Jepang, lantai tikar tatami, dinding dari kertas, tempat tidur futon, mandi gaya Jepang dan masakan lokal. Ukuran ruang ditentukan dari berapa jumlah tikar tatami yang menutup lantai. Ukuran tikar adalah 6×3 kaki, dan ukuran ruangan bisa 4,5 tikar(mat), 6 mat atau 8 mat. Tikarnya sendiri merupakan anyaman jerami kering. Tempat tidur Futon, hampir semacam kasur palembang di Indonesia. Pada siang hari ruangan menjadi ruang keluarga, dan ketika malam hari kasur Futon dikeluarkan dari lemari dan digelar untuk tidur.  Penginapan juga menyediakan Kimono Yukata. Sejatinya kimono ini khusus digunakan untuk mandi, di pemandian komunal(umum).

Di kebanyakan Minshuku, kamar mandi dan toilet sharing dengan tamu lain. Minshuku memiliki 2 kolam mandi kecil (lebih besar dari mandi hotel) masing-masing untuk laki-laki dan perempuan untuk penggunaan yang terpisah. Kamar mandi biasanya buka 4:00-22:00. Dalam kamar mandi terdapat shower dan kolam rendam. Di Japanese style bathtubs, kolam rendam tidak diperuntukkan untuk mandi bersih. Sebaliknya digunakan untuk pemanasan tubuh dan relaksasi otot-otot syaraf yang lelah. Shower di dekat kamar rendamlah yang digunakan untuk membersihkan diri. Dengan duduk di bangku kecil yang disediakan, tamu bisa membersihkan diri dan membilas sebersih-bersihnya sebelum masuk ke kolam rendam.

Masakan lokal yang disediakan di Minshuku, untuk  makan malam : 5 piring ditambah acar, nasi dan sup. Sedangkan Sarapan: 2 atau 3 piring ditambah telur, acar, beras dan miso sup. Jika minshuku di dekat laut, SASHIMI (irisan ikan mentah segar), TEMPURA (Ikan Jepang goreng atau sayuran) dan NITSUKE (ikan rebus atau sayuran atau rumput laut) sering tersedia.

#1 Rindou No Ie, Nikko.

url : http://www3.ocn.ne.jp/~garrr/Rindou.html

Fee : 3500 JPY/person/night + 700 JPY breakfast (pemesanan langsung via email bisa minta diskon 🙂 ). Antar jemput ke stasiun terdekat. Tidak bisa membawa anak kecil. Memiliki koleksi komik yang lengkap dan berbahasa Jepang 🙂

Review setelah menginap di sana. Kami sangat salut dengan Shizuo-san, pemilik penginapan. Penginapan ini sudah dikelola lebih dari 20 tahun, dan dikelola sendiri oleh keluarga pak Shizuo ini. Minshukunya sangat bersih, berada di tengah pemukiman sedikit di atas bukit di Nikko. Shizuo-san juga dengan sigap menjemput kami di stasiun, menyiapkan kamar, menjelaskan fasilitas yang ada di sana. Beliau juga memasak dan menyiapkan kami sarapan pagi, yang luar biasa lezat dengan harga yang murah. Kecakapan, kesigapan dan keramahannya di usianya yang 64, membuat saya dan @sapijowo kagum sekali. Pantas saja ratingnya di sebagian besar travel dan lodging site sangat tinggi. Kami merasa sangat homey, berasa di rumah sendiri 🙂 Beliau sangat senang ketika di akhir waktu stay, kami memberikan kartupos dan uang dari Indonesia untuk meramaikan hiasan di dinding rumahnya. Uang seribu rupiah kami menjadi rupiah kedua di antara kerumunan mata uang yang lain. Semoga sehat terus ya Kek 🙂

rindou1rindou2rindou4  rindou5rindou3

#2 Nishimiyasou, Fuji Kawaguchiko

Fee : 4725 JPY/person/night (bonus free sewa sepeda sepuasnya). Antar jemput ke stasiun terdekat.

Review setelah menginap di sini : Tempatnya hanya sekitar 200 meter dari Danau Kawaguchi. Danau terbesar kedua dari 5 danau yang mengelilingi Gunung Fuji. Tudung Salju Fuji yang legendaris itu sangat jelas terlihat dari halaman minshuku. Tempatnya sangat bersih, juga dikelola oleh keluarga. Yang antar jemput kami adalah anak laki-laki sang pemilik. Dia minta dipanggil dengan Taka-san, meski sedikit patah-patah bahasa Inggrisnya tapi cukup untuk berkomunikasi. Memiliki kolam rendam yang besar dan nyaman. Tapi karena besar, jadi bisa sekaligus 8 orang berendam di situ. Dengan budaya Jepang, bahwa onsen dilakukan dengan tanpa busana, saya akhirnya mencari waktu yang bisa sendiri berendamnya 🙂 Tempat ini sangat cocok untuk liburan keluarga. Hawanya yang dingin dan pemandangan danau dipadu Fujinya cantik luar biasa.

nishi1nishi3nishi5nishi2nishi4   

#3 Ryori-Ryokan Aiso

url : http://www.wao.or.jp/aiso

Fee : 6500 JPY/person/night. Memiliki restoran dan toko oleh-oleh khas Uji (segala olahan Teh hijau), dengan harga yang terjangkau.

Minshuku yang ketiga ini yang paling mahal dan memiliki ruangan yang paling besar. Namanya sendiri menyandang ryokan, jadi paling tidak kami bisa berbesar hati pernah menginap di ryokan 🙂 Berada persis di sebelah sungai Uji, pemandangan dari ryokan sangat cantik. Banyak perahu yang bisa disewa di siang hari untuk menyusuri sungai. Di sisi sungai itupun berjejer rapi penginapan dari yang sekelas minshuku, ryokan maupun hotel. Dekat sekali dengan Byodo-in, salah satu national Heritage terkenal di Jepang. Selain menghadap sungai, ryokan ini juga menghadap bukit yang sangat cantik ketika autumn dan sepanjang sungai yang akan ramai dengan sakura ketika cherry blossom.

Ryokan ini yang paling seru, karena pemilik sangat minim kosakata Inggrisnya. Pemesanan pun kami emailkan dalam bahasa kanji, thanks to babelfish. Namun tidak menghalangi kami untuk berinteraksi. Sang pemilik sepasang suami istri di usia 50-an bersama orang tuanya bahu membahu mengurus ryokan sekaligus melayani tamu. Sepanjang kami di sana, mereka selalu berkimono. Jadi berasa banget di Jepangnya 🙂 Makanannya pun sangat lezat. Sangat direkomendasikan untuk dikunjungi di lain waktu.

uji1 uji2 uji3 uji4 uji5

 

20140131

@agung_erwan

Mendisiplinkan sholat 5 waktu pada anak

ini ceritaku

Contoh yang paling real adalah melalu perbuatan nyata sehari-hari. Kali ini tentang mengajarkan sholat kepada anak. Ini pengalaman saya, mengenalkan anak tentang sholat untuk anak pertama (8 y) dan anak ke dua (5y) jelas berbeda. Dulu waktu anak pertama maka contoh terdekat adalah kami sendiri sebagai orang tua. Sementara anak ke dua, sudah ada contoh tambahan yang lebih identik yaitu kakaknya. Tapi untuk implementasi lebih mudah karena tinggal pegang idolanya maka si adek akan mengikutinya.

Untuk anak pertama, kami memulainya dengan sering mengajaknya sholat berjamaah sekaligus memberi contoh  doa-doa setelah sholat. Untuk si adek, kami memberlakukan hal yang sama. Akan tetapi akhir-akhir ini ternyata saya amati, ikatan sebagai saudara lah yang mendorong mereka untuk selalu sholat berjamaah berdua khususnya waktu sholat subuh, dzuhur dan ashar. Kompak sekali mereka saling mengajak, menunggu dan mengingatkan satu sama lain.

Sebelumnya kami mencoba berbagai cara untuk membuat mereka rutin melakukan sholat. Diantaranya dengan model…

View original post 256 more words