When every leaf become a flower – Nikko day 2

Hoahmmm….semalam tidur jam satu. Setelah jalan-jalan mencari makan di Haneda, sudah pada tutup, yang masih buka  tidak ada yang cocok. Akhirnya mencoba melelapkan diri dengan mantra pamungkas ‘kamu sudah kenyang…biar cepat kurus
Tidur di tempat umum itu ternyata ada seninya. Gimana caranya ngiler ga ketahuan, bisa pules di tengah ramainya bandara, dan bangun dengan kondisi segar. Meski ternyata memang teori, yang ada ngantuk sangattt…baru tidur 4 jam, harus sudah bangun. Mau tidur lagi malu 🙂 Karena orang-orang jepang yang rajin itu sudah ramai aja shubuh – shubuh.
Setelah gosok gigi, sholat shubuh, sesuai jadwal kami akan ke Asakusa pagi itu. Dari Haneda naik Keikyu Line, ambil arah kanan di terminal kedatangan (ke kiri : monorail). Tiketnya 600 JPY, nyambung dengan Toei Asakusa Line di Sengakuji. Sempat kagok di Sengakuji, karena ngga yakin keretanya yang mana. Alhasil setelah nyebrang ke rail yang salah dan ternyata yang benar adalah tetap di rail yang sama, kami bisa membedakan mana kereta yang benar. Yak, kuncinya adalah warna, contoh di papan petunjuk asakusa berwarna pink maka keretanya juga pink kursinya dst.

image

Sampai di Asakusa Sta, keluar di A4-ikutin petunjuk aja sih, karena sudah jelas sign-nya. Spot wisata Asakusa adalah  Kaminarimon gate, Sensoji Temple dan Nakamishe street. Dan jam 6.30 di pagi yang hujan itu kami sudah beredar di sana. Asik juga bisa poto2 ga ramai orang.

image

Dari Sensoji Temple, jam 7.30 (5.30 jakarta) kami ke Tobu sta, di seberang Asakusa sta. Menukarkan bukti pesanan Nikko all day pass ke Tobu sighseeing center dengan pass aslinya. Tak lupa mampir beli payung dan sarapan pagi. Sambil nunggu buka kami sarapan dulu. Jam 7.45 mereka buka on time, dan langsung ngatur antrian. Di giliran kami, si mbak menjelaskan dengan sangat antusias dan sejelas-jelasnya. Etos kerjanya yang serius di segala bidang ini, termasuk dengan petugas imigrasi kemarin memang patut ditiru. Empat jempol deh. Jam 8 kami boarding ke Tobu rapid, dan berangkat tepat 8.10.

image

2 jam kemudian sampai juga di Nikko. Dan hujan, persis seperti prediksi di Accuweather. Haduhh, apa yang bisa dilakukan hujan-hujan begini. Sudah gitu suhunya 11° C. Dinginnya membuat tangan kaku dan mulut berasap. Tapi lanjut, seni menikmati harus diasah. Itinerary kami rubah akhirnya. Hari ini kami akan ke kuil dulu baru besok ke danau Chuzenji. Nikko memiliki world heritage site versi UNESCO. Ada Toshogu shrine, Futarasan shrine dan Rinnoji Temple. Selain wisata alamnya di Chuzenzi Temple, Kegon Waterwall, Akechidiara ropeway, Senjogahara plateu. Lebih lengkap bisa dicek di sini.

Setelah sampai di Tobu Nikko sta, kami lanjut dengan Bis ke Rinnoji Temple. Dan di rintik hujan hari itu, kami sambung menyambung dari temple ke temple, yang ternyata terjangkau dengan berjalan kaki saja.
Sorenya kami lanjut ke chuzenji, dari plan awal hanya cek lokasi bablas sampe Kegon Fall dan beredar di pinggir danau. Pemandangan menuju Chuzenji benar-benar tiada dua, lautan daun merah di sepanjang jalan. Sungguh cantik.
Besok rencana akan kami revisit, karena menurut accuweather cuacanya bagus. Hari ini isi tenaga dulu, batere hp dan kamera supaya siap untuk besok. Oiya malem ini kami menginap di minshuku Rindou No Ie.

image

Cerita lengkap besok 🙂

aes@20131107

2 thoughts on “When every leaf become a flower – Nikko day 2

  1. naik tobu rapid berapa harga tiketnya Mas? Nikko all day pass ke Tobu sighseeing center bisa beli dimana? trus dari Tobu Nikko sta naik Bis ke Rinnoji Temple brp harganya dan wktu tempuhnya? jawab yo mas Aes hihi..maaciih

Leave a comment